Pemerintah akan membangun jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo di Boyolali dengan Stasiun Balapan Solo. Sejalan dengan pembangunan jalur antarmoda itu, Bandara Adi Soemarmo juga akan mengalami perluasan.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pariwisata Indonesia, khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Setelah Bandara Adi Soemarmo kita tetapkan sebagai hub September 2016, terjadi peningkatan pesat di sini. Kini Adi Soemarmo berbagi dengan Adisutjipto Yogyakarta. Tujuannya untuk meningkatkan pariwisata seperti di Candi Borobudur," ujar Budi Karya, Sabtu (8/4/2017).
Rencananya, runway sepanjang 2.000 meter akan diperpanjang hingga 3.000 meter. Bagian terminal penumpang juga akan diperluas dari 13.000 meter persegi menjadi 26.000 meter persegi.
Baca juga: Jokowi Jelaskan Pentingnya RI Punya Kereta Bandara
Dalam acara peletakan batu pertama jalur kereta Bandara Adi Soemarmo, Presiden Joko Widodo menegaskan, pembangunan harus berjalan pararel. Dia menargetkan seluruh proyek rampung pada akhir 2018.
Perluasan dan penambahan jalur kereta bandara, menurutnya merupakan langkah menuju pelayanan cepat dan efisien untuk masyarakat. Sebab, efisiensi dinilai sebagai jalan untuk memenangkan persaingan global.
Baca juga: Proyek Kereta Bandara Adi Soemarmo Solo Dimulai
"Makanya dibuat kereta bandara. Hampir semua negara maju, kalau turun pesawat, turun ke lift sudah ada kereta. Inilah sambungan antarmoda yang mengefisienkan. Masyarakat diberi pilihan, naik taksi ada , bus ada, kereta ada, LRT ada. Ini yang harus disediakan pemerintah," kata Budi Karya.
Penumpang meningkat 2,1 Juta
Budi Karya mengungkapkan perluasan bandara dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di bandara yang terletak 13 km dari Kota Surakarta ini.
"Diperluas karena adanya peningkatan jumlah penumpang. Terus bertambahnya maskapai sejak menjadi hub pada September 2016," jelas Budi.
Menurut Budi, volume penumpang Bandara Adi Soemarmo memang meningkat. Sementara untuk kereta bandara yang ditargetkan bisa selesai akhir 2018 diperlukan agar semakin banyak akses bagi penumpang, khususnya yang berasal dari Yogyakarta.
"Kalau kereta bandara ya penghubung antarmoda. Soalnya Yogyakarta sudah penuh, sekarang biar dibagi sama Solo. Sejak menjadi hub pada September 2016, Bandara Adi Soemarmo mengalami peningkatan 2,1 juta penumpang dalam 6 bulan," tutur Budi. (hns/hns)
Sumber :
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pariwisata Indonesia, khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Setelah Bandara Adi Soemarmo kita tetapkan sebagai hub September 2016, terjadi peningkatan pesat di sini. Kini Adi Soemarmo berbagi dengan Adisutjipto Yogyakarta. Tujuannya untuk meningkatkan pariwisata seperti di Candi Borobudur," ujar Budi Karya, Sabtu (8/4/2017).
Rencananya, runway sepanjang 2.000 meter akan diperpanjang hingga 3.000 meter. Bagian terminal penumpang juga akan diperluas dari 13.000 meter persegi menjadi 26.000 meter persegi.
Baca juga: Jokowi Jelaskan Pentingnya RI Punya Kereta Bandara
Dalam acara peletakan batu pertama jalur kereta Bandara Adi Soemarmo, Presiden Joko Widodo menegaskan, pembangunan harus berjalan pararel. Dia menargetkan seluruh proyek rampung pada akhir 2018.
Perluasan dan penambahan jalur kereta bandara, menurutnya merupakan langkah menuju pelayanan cepat dan efisien untuk masyarakat. Sebab, efisiensi dinilai sebagai jalan untuk memenangkan persaingan global.
Baca juga: Proyek Kereta Bandara Adi Soemarmo Solo Dimulai
"Makanya dibuat kereta bandara. Hampir semua negara maju, kalau turun pesawat, turun ke lift sudah ada kereta. Inilah sambungan antarmoda yang mengefisienkan. Masyarakat diberi pilihan, naik taksi ada , bus ada, kereta ada, LRT ada. Ini yang harus disediakan pemerintah," kata Budi Karya.
Penumpang meningkat 2,1 Juta
Budi Karya mengungkapkan perluasan bandara dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di bandara yang terletak 13 km dari Kota Surakarta ini.
"Diperluas karena adanya peningkatan jumlah penumpang. Terus bertambahnya maskapai sejak menjadi hub pada September 2016," jelas Budi.
Menurut Budi, volume penumpang Bandara Adi Soemarmo memang meningkat. Sementara untuk kereta bandara yang ditargetkan bisa selesai akhir 2018 diperlukan agar semakin banyak akses bagi penumpang, khususnya yang berasal dari Yogyakarta.
"Kalau kereta bandara ya penghubung antarmoda. Soalnya Yogyakarta sudah penuh, sekarang biar dibagi sama Solo. Sejak menjadi hub pada September 2016, Bandara Adi Soemarmo mengalami peningkatan 2,1 juta penumpang dalam 6 bulan," tutur Budi. (hns/hns)
Sumber :
No comments:
Post a Comment