Wednesday, May 3, 2017

POTENSI BISNIS KEKAYAAN ALAM DAERAH PACITAN

Geliat industri UKM kini semakin menjalar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dan salah satunya berada di daerah Pacitan, Jawa Timur. Menjadi salah satu bagian di Provinsi Jawa Timur, Pacitan menyimpan berjuta potensi daerah yang mampu meningkatkanperekonomian masyarakat sekitar. Misalnya saja seperti sentra industri kerajinan yang mampu menghasilkan aneka karya menawan dengan ciri khas Pacitan.
Kota yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo di sebelah utara, Kabupaten Trenggalek di sebelah Timur, Kabupaten Wonogiri di sebelah barat, dan Samudera Indonesia di sebelah selatan ini, kini telah memiliki sekitar 3.256 pelaku industri. Dan beberapa dari jumlah tersebut tidak hanya dikenal di tingkat lokal saja, tetapi mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.
Untuk mengetahui potensi apa saja yang bisa kita gali dari tanah kelahiran Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini, berikut kami informasikan beberapa industri kerajinan serta objek wisata alam yang bisa kita kembangkan sebagai peluang usaha.
Potensi Batik Tulis
Siapa sangka bila kabupaten Pacitan memiliki motif batik yang berhasil mendunia. Beragam motif yang dihasilkan pengrajin batik Pacitan yaitu bunga coenrad, daun ketela, kupu-kupu, ikan laut, ikan air tawar serta motif flora dan fauna lainnya. Selain itu, ada juga beberapa pilihan jenis kain batik, seperti kain batik tulis biasa dan batik tulis dengan bahan pewarna alami (memanfaatkan warna daun mahoni, daun kopi, daun mangga, akar pace, kulit jambal dan daun indigo). Dari warna-warna alami itulah dihasilkan batik dengan warna yang terang, tidak seperti batik kebanyakan yang identik dengan warna hitam dan cokelat. Jenis kain-kain ini dibandrol dengan harga Rp 400 ribu sampai Rp 450 ribu perpotong (panjang 2.45 m).  Pemasarannya pun sudah memasuki Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali hingga mancanegara seperti Singapura.

Industri Kerajinan Batu Mulia

Wanita mana yang tidak tertarik melihat aksesoris seperti cincin, giwang, dan kalung, apalagi seluruh aksesoris tersebut terbuat dari batu mulia yang pasti memiliki nilai keindahan tersendiri. Inilah salah satu hasil karya dari industri daerah Pacitan yang cukup terkenal. Tidak hanya itu saja, kerajinan batu mulia juga dibentuk menjadi beragam pajangan unik yang berfungsi untuk mempercantik sudut-sudut ruangan.
Sentra bisnis kerajinan batu mulia sendiri terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung yang berada 30 km ke arah barat dari pusat kota Pacitan, serta ada juga yang terletak di Desa Sukodono serta Desa Gendaran, kecamatan Donorojo yang berjarak 45 km ke arah barat dari alun-alun kota Pacitan. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, misalnya barang-barang berupa cincin, giwang dan liontin dijual dengan harga paling murah Rp 50.000,00/buah sedangkan untuk pajangan dijual dengan harga Rp 70.000,00 hingga Rp 15 juta/buah. Harga tersebut tergantung bentuk dan ukuran yang dipesan.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan batu mulia antara lain  dari batu jasper, marmer, kalsedon, dan feldspar yang diambil dari daerah sekitar sentra atau daerah perbukitan lainnya di Pacitan. Pemasaran batu mulia sendiri dilakukan dengan cara mengikuti event-event pameran di daerah pacitan dan beberapa daerah di Jawa timur. Selain itu mereka juga melayani pesanan dari luar kota diantaranya Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bali. Pemesanan dari Bali biasanya mengantarkan produk batu mulia yang di pesan dari Pacitan ke luar negeri seperti Australia, Belanda, dan Perancis.

Wisata Alam Pacitanpantai klayar

Selain memiliki aneka ragam produk cantik yang dihasilkan dari industri kerajinan, Pacitan juga memiliki potensi keindahan alam yang sangat menawan. Tidaklah heran bila objek wisata alam di Pacitan sendiri kini mulai ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebut saja seperti Pantai Teleng Ria, Pantai Srau dan Pantai Klayar yang akan memanjakan para wisatawan dengan sapuan ombak dan angin pantainya yang sangat sejuk. Kemudian ada juga Goa Gong dan Goa Tabuhan yang akan membuat pengunjungnya takjub dengan keindahan stalagmit dan stalagtit yang konon mendapat predikat “Terindah” di kawasan Asia Tenggara.
Setelah menikmati keindahan pantai dan Goa di kabupaten Pacitan, sebagai kunjungan terakhir Anda dapat menikmati pemandian air hangat di Kecamatan Arjosari yang kurang lebih berjarak 15 km dari kota Pacitan. Pemandian ini dinamakan “Tirto Husodo”, disini Anda akan dimanjakan dengan air hangat yang berasal dari mata air yang masih menyimpan berbagai khasiat dan manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Di tempat ini tersedia dua tempat berendam, dua buah kolam renang dan tempat penginapan. Ini merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang lelah berkeliling ke beberapa obyek wisata yang ditawarkan kabupaten Pacitan.
Semoga adanya informasi ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca serta memberikan inspirasi baru bagi para pencari peluang bisnis di seluruh penjuru negeri. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Sumber :

POTENSI BISNIS KEKAYAAN ALAM DAERAH PACITAN


POTENSI KABUPATEN WONOGIRI MULAI DIEKSPOR KE LUAR NEGERI

Menggali potensi bisnis di daerah Jawa Tengah memang seakan-akan tak pernah ada habisnya. Hampir setiap kabupaten memiliki potensi unggulan tertentu yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Misalnya saja seperti potensi daerah Wonogiri yang belakangan ini komoditasnya mulai diekspor ke luar negeri.
Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan sebutan Kota Gaplek, merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi bisnis cukup berlimpah. Terletak di area lahan seluas 182.236,02 Ha, Wonogiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar di sebelah utara, Kabupaten Ponorogo di bagian timur, daerah Pacitan dan Samudera Indonesia di sebelah selatan, serta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten di sebelah barat.
Kondisi alamnya yang didominasi oleh gunung dan perbukitan, membuat daerah Wonogiri memiliki potensi daerah yang cukup beragam. Baik dari sektor industri, pertanian dan perkebunan, perdagangan, pertambangan, maupun dari sektor potensi wisata alam yang tentunya tak kalah menawan jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah.
Untuk mengenal lebih dekat potensi bisnis di wilayah Kabupaten Wonogiri yang berhasil menembus pasar ekspor, berikut kami informasikan beberapa sektor unggulan yang terdapat di sekitar daerah tersebut.
Peluang Ekspor Metejambu mete
Produksi mete di Kabupaten Wonogiri memang luar biasa. Bahkan dari delapan provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai produsen mete terbesar, Wonogiri sangat mendominasi pasar dengan berhasil memasok mete hingga 70% lebih dan menembus pasar ekspor ke beberapa negara tetangga. Pada tahun 2010 silam, sedikitnya ada 14.934 kepala keluarga yang tersebar di 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang memilih menanam jambu mete untuk mendapatkan untung besar setiap bulannya. Tidaklah heran bila lahan pertanian seluas 21.658 Ha kini disulap menjadi kebun jambu mete, dan bisa menghasilkan mete gelondong kering hingga 12,00 ton dengan nilai jual sekitar Rp 70.000,00 – Rp 80.000,00 per kg.
Potensi Bisnis Gaplek
Memiliki lahan pertanian yang minim pengairan, membuat masyarakat Wonogiri lebih memilih singkong daripada tanaman lainnya untuk dikembangkan sebagai produk unggulan di sektor pertanian. Umumnya, singkong-singkong yang dihasilkan masyarakat kemudian dijemur menjadi gaplek dan diolah menjadi aneka macam produk baru seperti tiwul, maupun dikembangkan menjadi tepung tapioka untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan nasional. Bahkan tidak hanya itu saja, industri gaplek Wonogiri juga berhasil menembus pasar ekspor untuk memenuhi permintaan dari negara China.
Potensi Industri Mebel Kayu 
Selain dikenal sebagai kota gaplek, Wonogiri juga dikenal sebagai sentra industri mebel yang memiliki kualitas bagus dengan harga yang kompetitif. Ukirannya yang sangat khas merupakan warisan dari para lelulur, sehingga tidak heran bila potensi industri mebel kayu yang tersebar di Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Batuwarno, Giritontro dan Paranggubito ini tidak hanya diminati pasar lokal dan nasional, namun juga berhasil menembus pasar luar negeri, seperti misalnya diekspor ke Eropa, Denmark, Jerman, serta Hongkong.
Semoga adanya informasi mengenai potensi kabupaten wonogiri mulai diekspor ke luar negeri ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan memotivasi masyarakat di seluruh Indonesia untuk mulai berkarya dan mengangkat potensi alam disekitarnya. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Sumber : 

POTENSI KABUPATEN WONOGIRI MULAI DIEKSPOR KE LUAR NEGERI

Pemerintah akan membangun jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo di Boyolali dengan Stasiun Balapan Solo. Sejalan dengan pembangunan jalur antarmoda itu, Bandara Adi Soemarmo juga akan mengalami perluasan.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pariwisata Indonesia, khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Setelah Bandara Adi Soemarmo kita tetapkan sebagai hub September 2016, terjadi peningkatan pesat di sini. Kini Adi Soemarmo berbagi dengan Adisutjipto Yogyakarta. Tujuannya untuk meningkatkan pariwisata seperti di Candi Borobudur," ujar Budi Karya, Sabtu (8/4/2017).

Rencananya, runway sepanjang 2.000 meter akan diperpanjang hingga 3.000 meter. Bagian terminal penumpang juga akan diperluas dari 13.000 meter persegi menjadi 26.000 meter persegi.

Baca juga: Jokowi Jelaskan Pentingnya RI Punya Kereta Bandara 

Dalam acara peletakan batu pertama jalur kereta Bandara Adi Soemarmo, Presiden Joko Widodo menegaskan, pembangunan harus berjalan pararel. Dia menargetkan seluruh proyek rampung pada akhir 2018.

Perluasan dan penambahan jalur kereta bandara, menurutnya merupakan langkah menuju pelayanan cepat dan efisien untuk masyarakat. Sebab, efisiensi dinilai sebagai jalan untuk memenangkan persaingan global.

Baca juga: Proyek Kereta Bandara Adi Soemarmo Solo Dimulai 

"Makanya dibuat kereta bandara. Hampir semua negara maju, kalau turun pesawat, turun ke lift sudah ada kereta. Inilah sambungan antarmoda yang mengefisienkan. Masyarakat diberi pilihan, naik taksi ada , bus ada, kereta ada, LRT ada. Ini yang harus disediakan pemerintah," kata Budi Karya.

Penumpang meningkat 2,1 Juta

Budi Karya mengungkapkan perluasan bandara dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di bandara yang terletak 13 km dari Kota Surakarta ini. 

"Diperluas karena adanya peningkatan jumlah penumpang. Terus bertambahnya maskapai sejak menjadi hub pada September 2016," jelas Budi.

Menurut Budi, volume penumpang Bandara Adi Soemarmo memang meningkat. Sementara untuk kereta bandara yang ditargetkan bisa selesai akhir 2018 diperlukan agar semakin banyak akses bagi penumpang, khususnya yang berasal dari Yogyakarta. 

"Kalau kereta bandara ya penghubung antarmoda. Soalnya Yogyakarta sudah penuh, sekarang biar dibagi sama Solo. Sejak menjadi hub pada September 2016, Bandara Adi Soemarmo mengalami peningkatan 2,1 juta penumpang dalam 6 bulan," tutur Budi. (hns/hns)

Sumber :

Tak Hanya Dilengkapi Kereta, Bandara Adi Soemarmo akan Diperluas

POTENSI BISNIS KEKAYAAN ALAM DAERAH PACITAN

Geliat industri UKM kini semakin menjalar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dan salah satunya berada di daerah Pacitan, Jawa Timur. Men...